Bentuk pipa atau tubular lebih banyak dipakai untuk rangka. Ducati Monster salah satu motor generasi awal yang menggunakan rangka tubular. Produsen Ducati menyebutnya sasis tralis. Kan, mirip sama tralis, pipa membentang diagonal dan arahnya saling berlawanan.
Bahkan frame tubular tralis jadi identitas Suzuki Thunder 125 di beberapa tunggangan awak Sulawesi Thunder Club (STC), Makassar. Giliran STICK yang memindahkah
tubular ke lengan ayun. Enggak masalah tuh sampai sekarang. Ada dua orang yang bikin swing-arm tubular. Kebenaran Rudi menggunakan karya GMM. Ciri paling gampang terlihat pada lekuk pipa yang menghubungkan bagian kanan-kiri lengan ayun. Kalau di Kawasaki Ninja RR pipa itu disebut bagian stabiliser, tapi posisinya di bawah.
Lekukan pipa penghubung bikin GMM hampir setengah lingkaran tanpa tekukan. Sedang karya GM, ada di siku di kanan-kiri.
Pilihan diameter tubular buatan GMM dan GM sami mawon. Keduanya pakai pipa diameter 1 inci. Tapi, ketebalan bahan bakunya berbeda. Tebal pipa yang dipilih GMM 2,3 mm, sedang GM pakai ketebalan 4 mm. Kalau di toko besi sebutnya pipa skedul. Ini pipa khusus buat industri.
BISA PAKAI BAN 190
Rancang bangun lengan ayun tralis fleksibel karena buatan tangan. Berbeda dengan swing-arm aftermarket limbah atau sejenisnya. Menggunakan tapak ban 190 pun silakan aja. Tapi, penggunaan si kulit bundar 190 punya dua cara. Seperti karya Gonggo Motor Modification (GMM) mesti memanjangkan as gir depan supaya rantai enggak menggesek roda. Berarti as standar mesti dilas dan ditambah panjangnya. Pernah patah di tengah jalan karena las-lasannya kurang kuat. Cara berbeda dilakoni Gondes Modification (GM) supaya ban 190 nggak digesek rantai. As sproket depan tetap standar, tapi cukup menggeser 1,5 mm konstruksi lengan ayun ke kanan.
spring : www.motorplus-online.com